OCe, Deh!

Kemarin sore, saya pulang sendirian – ngangkot – ke rumah orangtua saya, di Sarijadi. Pa il lagi ada raker dan berencana nginap di lokasi raker, kami nggak pulang bareng karenanya. Jadi ada kesan pulangkan saja aku pada ibuku atau ayahku, ya, kalo udah begini. hihihi….

Kalo menuju Sarijadi dari daerah Sukaluyu, saya pakai angkot Caringin – Dago, lalu turun di depan SMA Negeri 6 dan lanjut naik angkot Sarijadi – St. Hall. (bukan ST12)

Nah, waktu saya naik angkot Sarijadi – ST. Hall, baru aja naik, si angkot udah jalan. Saya yang belum sempat duduk terhuyung-huyung, pegangan ke cewek yang duduk di baris sebelah kiri, berusaha menyelamatkan diri. Tentu saya nggak lupa minta maaf ke semua yang saya lewatin. Semua orang pasti bereaksi, deh, kalo keinjak, kan?

Ketika saya akhirnya berhasil duduk di sebelah cewek yang saya pegangin tadi, ada cewek yang duduk di depan saya sibuk mengibaskan celana panjangnya. Saya memandangnya dengan perasaan tersindir. Kalian tau, kan, saya ini petasan sumbu pendek. Lalu saya bereaksi dengan memberinya tatapan kalo-nggak-mau-tersentuh-orang-lain-jangan-naik-angkot-dodol!!-@#$%!

Tapi setelah saya ingat-ingat lagi, saya nggak nyentuh orang itu sama sekali, kok. Atau, jangan-jangan nggak sengaja dan tanpa saya sadari, kaki saya nendang tulang keringnya, kali, yah. Saya mengganti tatapan saya dari tatapan kalo-nggak-mau-tersentuh-orang-lain-jangan-naik-angkot-dodol!!-@#$%! menjadi tatapan maaf-deh-saya-tadi-terhuyung-huyung-nggak-sengaja-bikin-celana-panjang-situ-kotor.

Sialnya, si cewek ini nggak membalas tatapan saya. Saya kan jadi nggak bisa berkomunikasi sama dia lewat bahasa isyarat kalo kayak gitu. *apasih*

Saya terus memberikan tatapan tatapan maaf-deh-saya-tadi-terhuyung-huyung-nggak-sengaja-bikin-celana-panjang-situ-kotor sampai saya secara tidak sadar tengah memerhatikannya yang sibuk menggosok-gosok hidung, lalu membersihkan debu di punggung tangan, lalu menarik tali tasnya, lalu membenahi rambut, lalu mengibas-kibaskan lagi celana panjangnya. Sama sekali nggak ada jeda. Begitu terus polanya.

Saya perhatikan, cewek ini ga rapi, kalo boleh saya bilang, malahan berpenampilan lusuh. Rambut panjangnya bukan tipe rambut yang rajin masuk salon. Mukanya juga lusuh, ga tipe cewek pedandan heboh. Dan, tas mengilap berwarna merah mudanya… asli super dekil. So? Dia kenapa? Terlintas juga di benak saya, karena dia berwajah ras tertentu, mungkinkah dia rasis terhadap saya yang berkerudung? Sempat kesal juga, hah? Hari gini masih rasis?

Tapi, kemudian, lagu Everyone’s A Little Bit Racist menyanyi di telinga saya. Ah, walau gitu, tetep aja, saya nggak terima ama sikap cewek ini. Saya terus-terusan memandangi cewek ini yang sepertinya nggak sadar kalo sedang saya pandangi. Akhirnya, saya raih hengpon saya, lalu saya buka Opera Mini dan buat laporan tentang cewek ini di plurk. Dari situ, kemudian saya tahu bahwa itu adalah gejala OCe, Deh.. mmm.. maksudnya Obsessive Compulsive Disorder.

Ya, ya, saya kan baru tahu gara-gara laporan di plurk, maka barusan saya brosing tentang si OCD ini di mas wiki.
Mas Wiki bilang gini tentang Obsessive-Compulsive Disorder ,
Obsessive–compulsive disorder (OCD) is a mental disorder characterized by intrusive thoughts that produce anxiety, by repetitive behaviors aimed at reducing anxiety, or by a combination of such thoughts (obsessions) and behaviors (compulsions).

The symptoms of this anxiety disorder include repetitive hand-washing; extensive hoarding; preoccupation with sexual or aggressive impulses, or with particular religious beliefs; aversion to odd numbers; and nervous habits, such as opening a door and closing it a certain number of times before one enters or leaves a room.

These symptoms can be alienating and time-consuming, and often cause severe emotional and economic loss. The acts of those who have OCD may appear paranoid and come across to others as psychotic. However, OCD sufferers generally recognize their thoughts and subsequent actions as irrational, and they may become further distressed by this realization.

Saya lalu jadi teringat film As Good As It Gets yang dibintangi Jack Nicholson. Di situ kan ada adegan Melvin Udall (Jack Nicholson) mencuci tangannya berulang-ulang dengan mengambil sabun batang baru, kemudian dia pake, lalu si sabun itu dibuang. Ambil lagi yang baru, cuci tangan, lalu dibuang. Sampai lima kali, kalo nggak salah. Nutup pintu, buka pintu, nutup lagi, kunci, buka lagi, nutup lagi dan seterusnya berulang-ulang.

Tapi, di film itu, si Melvin Udall-nya kan rapi jali kelimis. Nggak kuleuheu macam si cewek yang saya temu di angkot ini. Dan waktu di angkot saya melihat salah satu teman SMP saya, saya memanggil teman SMP saya itu dan kami mengobrol, si cewek ini seperti terganggu, berusaha membersihkan debu di punggung tangannya dengan keras. Orang-orang di angkot mengernyitkan mata mereka. Bingung. Hahaha.

Di depan sebuah bank di daerah Maranatha, si cewek ini berusaha menghentikan kendaraan dengan bilang “kiri” dengan suara yang sangaaaaaaaaaaaaaaaaaat lemah. Ya iyalah, angkot nggak bakalan berhenti kalo begini caranya. Akhirnya, saya dan beberapa orang di angkot bantuin dia dengan bilang “kiri” lebih keras. Udah gitu juga, si pak sopir masih nggak menghentikan kendaraannya, sampai kami berkali-kali teriak “kiri” dan baru berhenti. Anehnya, ketika si angkot akhirnya berhenti, cewek ini malah buka tas dengan perlahan, mengambil dompetnya lalu menarik secarik uang 10rebu rupiah dengan gerakan yang sangat lambat. Pak sopir kemudian merasa dipermainkan oleh kami, karena setelah dia menghentikan angkotnya, nggak ada satupun dari kami yang turun. Dia melanjutkan melajukan si angkot. Saya nggak ingat, apa pak sopir ini marah atau nggak.

Setelah berhasil menarik uang dari dompetnya, cewek ini bilang “kiri” lagi dengan suara sama pelannya dengan sebelumnya. Kami yang tadinya udah bantuin kan jadi kesal. Kerutan di kening sesama penumpang lain makin banyak. Dan mereka memberikan tatapan annoyed sama si cewek ini. Hihi. Jatuh iba, walau tadi saya sempat
mengira dia rasis, saya bantu dia dengan teriak minta pak sopir menghentikan angkot.

Saya nggak tahu, si cewek ini dan pak sopir ini transaksi apa, karena selama itu, waktunya cukup untuk saya ceritakan kronologi kejadian waktu saya baru naik angkot dan menemukan pandangan ganjil itu pada teman saya. Hingga kemudian saya selesai cerita, angkot baru jalan lagi. Hahaha….

Teman saya itu kemudian bercerita, bahwa di angkot dia banyak sekali menemui cewek-cewek macam gini. Tapi, mereka yang ditemuinya itu adalah cewek-cewek ABG dengan dandanan heboh. Adik saya juga cerita, banyak, kok, di angkot yang dia temui, orang-orang macam gitu. Cuma emang ga separah itu, sih. Sedikit tersentuh secara nggak sengaja, sambil ngibas-ngibas ngedumel. Gitu, katanya…

Wew… saya jadi mikir. Yang diceritain teman dan adik saya Ini penyakit apaan, sih? Kayaknya ga begitu sama dengan definisi OCD, deh… Yang namanya duduk di angkot mah, wayahna weh, keinjak sedikit mah. Atau terpaksa berdempetan sama penumpang lain. Apalagi, kalo sampai nemu penumpang angkot dengan smell like teen spirit alias bau acem.. haha.. rejeki kita, kali, yah… mwahahaha… (saya pernah ngalamin itu waktu masih jadi angkoters)

Kalo mau nyaman dan nggak tersentuh dengan penumpang lain, ya, bawa kendaraan sendiri atau naik taksi aja. Aman!

Apakah kalian termasuk salah satu dari mereka yang saya ceritakan di atas? Jujur aja, saya sempat merasa terganggu dengan penumpang angkot macam itu walaupun kemudian saya ketiban rasa iba. Kalo memang ada yang punya kecenderungan OCD, sih, mudah-mudahan penumpang lain bisa memaklumi. Tapi, kalo bukan penyandang OCD tapi sengaja bersikap kayak gitu, sudah alay kelas kakap kalo gitu mah…

10 thoughts on “OCe, Deh!

  1. aku termasuk salah satu yang suka nabrak2+nyenggol klo di angkot kayanya.. hihi. *hai mbaaak. baru lusa lalu aku nanya k fatah, k peni kemana ya asa ga pernah liat onlen+publish2… hihihi. lagi demen nge-plurk ya?

  2. ningnong said: Ahhh.. Peni…muncul lagi.. apa kabar neng?

    kabar baik, teteh sayang…apa kabar? kangeeeeennnnnnn!!! iya, baru muncul lagi… ^^

  3. linalathifa said: aku termasuk salah satu yang suka nabrak2+nyenggol klo di angkot kayanya.. hihi.*hai mbaaak. baru lusa lalu aku nanya k fatah, k peni kemana ya asa ga pernah liat onlen+publish2… hihihi. lagi demen nge-plurk ya?

    hihi.. kalo soal nabrak kan bukan salah kita, kak lina… ^^iya, aku lagi agak pundungan kalo nulis… hahaha… *apasih*kalo ngeplurk udah kayak teman hidup ^^

  4. yang lebih sering ketemu sama orang yang mendengus-dengus sambil megang2 hidung mulu. yang ada di dekatnya bakal kepikiran tuh, jangan2 gw bau sampe dia mendengus2 gitu. tapi ternyata dengusannya terus menerus gak brenti2 kayaknya dihidungnya ada sarang laba2 yang gak bisa diilangin :pngganggu banget buat orang sekitarnya. nggak tau ya, yg begini termasuk OCD apa nggak 😀

  5. qyus said: yang lebih sering ketemu sama orang yang mendengus-dengus sambil megang2 hidung mulu. yang ada di dekatnya bakal kepikiran tuh, jangan2 gw bau sampe dia mendengus2 gitu. tapi ternyata dengusannya terus menerus gak brenti2 kayaknya dihidungnya ada sarang laba2 yang gak bisa diilangin :pngganggu banget buat orang sekitarnya. nggak tau ya, yg begini termasuk OCD apa nggak 😀

    mungkin termasuk OCD, kali, ya, bah? kan perilaku cewek yang semalam itu, kayak gitu juga. ga cuma berusaha membersihkan “sisa” orang nempel di pakaiannya dan di mana-mana, tapi juga bolak balik megang-megang hidungnya.. mengganggu, kan? 😀

  6. bludragon said: Belum pernah ketemu OCD. Jadi nda bisa sharingJuga belum pernah ketemuan ama tante penggali harta ini juga:D

    hahaha… kan om bludrag mau traktir di nanny’s ^^jadi ntar ketemu dong… 😀

  7. mamajos said: aaah, bukan OCD itu mah, emang aneh aja kali orangnya :Papa kabar nih, lama gak nongol ^^

    hahaha… iya, kayaknya…kabar baiiik…btw, ikut berduka cita atas diembatnya foto-fotomu…mari kita perangi pencurian foto macam gitu….*hugs*

Tinggalkan komentar